Archive for 01/02/15
Pelajaran dari Berbohong
Toni namanya, badannya besar bahkan paling besar di seluruh kelas 5. Dia sangat di segani, bahkan kakak kelas kami pun segan kepadanya. Toni juga sangat sombong, suka memamerkan gerakan silat di depan teman temannya.
Aku, Evelyn, hanya menggeleng geleng kepala melihat kelakuan Toni, teman sekelasku. Aku anak Taekwondo, sudah tiga tahun aku berlatih Taekwondo, dan aku sama sekali tidak pamer seperti Toni. Lagian apa gunanya pamer?
Suatu hari saat istirahat, Toni mendekatiku "Hei Evelyn, kapan sih kamu latihan Taekwondo?" tanyanya.
"Aku? dua kali sehari saja" balasku ringan. "Memang kenapa?"
"Huu .. aku dong, lima kali seminggu!"sahut Toni sombong. "Tempatnya indor lagi" katanya lagi. Aku hanya menggeleng geleng, sombong benar kau Toni. Bela diri itu kan untuk membela diri jika ada apa apa, bukan untuk pamer !
"Iri ya?" cetus Toni membuyarkan lamunanku.
"Ngapain iri? apa yang musti diirikan?" balasku kesal, jangan keteralulan denganku Toni! Dasar sombong !
Toni tertawa penuh kemenangan, berjalan seakan akan dia adalah Super Man. Aku menggeleng geleng lagi melihat kelakuannya, yah biarkan saja lah ..
Tak lama setelah aku makan di kantin, bell sekolah berbunyi. Setelah istirahat ini kelasku ada jam olahraga, kami segera berbaris di lapangan di pandu pak Jason, guru olahraga yang sangat baik namun tegas.
"Anak-anak, saya ada pengumuman. Tolong pasang telinganya" seru pak Jason. Lalu dilanjuti, "Sekarang adalah hari Senin dan pada hari Kamis, akan ada perlombaan bela diri antar sekolah. Tolong yang berprofesi bela diri maju kedepan!" perintah pak Jason.
Aku dengan santai maju ke depan, di samping pak Toni.
"Evelyn, kamu akan didaftarkan Taekwondo, oke?" ujar pak Jason. Aku mengganguk mantap.Selesai menulis namaku di buku note nya, pak Jason memandang anak anak.
"Hanya Evelyn? Siapa lagi? katanya ada anak silat kan?" pak Jason menggingatkan.
Serentak mendengar kata 'anak silat' anak anak sekelas ku menunjuk Toni. Toni terdiam di tunjuk seluruh teman kelasnya.
"Oh Toni. Saya daftar kan ya? Kamu kan selalu pamer silat di depan teman temanmu. Jadi saya wajibkan kamu ikut ya!" kata pak Jason sambil menulis nama Toni di note nya.
Toni mendorong teman didepan barisannya dengan kasar, "Pak pak !! Saya tidak bisa ikut pak!!" teriak Toni tiba tiba. "Eng .. saya ada acara pak !!" lanjutnya dengan panik.
Anak anak sekelas, termasuk aku, menatap heran Toni.
'Tidak bisa Toni. Kamu sudah resmi terdaftar .. " kata pak Jason. "Dah ya anak-anak. Ayo kita latihan Volley! Yang perempuan di sana yang laki laki di situ ! ...."
Toni diam saja, wajahnya pucat tidak mendengarkan perintah pak Jason. Aku melihat Toni dan menghampirinya.
"Ton, kenapa ton? sakit?" tanyaku. Toni menggeleng lemah, wajahnya masih pucat.
"Hm .. kalau sakit kamu duduk saja dikelas!" lanjutku lalu berlari ke kelompok anak perempuan. Aku tidak tahu lagi keadaan Toni ..
Keesokaan harinya di kelas, kulihat Toni berjalan lunglai. Lemah dan tidak bertenaga, wajahnya masih sepucat kemarin.
"Toni, kamu kenapa sih? Bilang aja deh!"kataku geram. Wajarlah, aku docil di kelas, harus mengawasi anak yang sakit.
"Tidak apa apa Evelyn ! Dan jangan tanyai lagi !" seru Toni dengan wajah dibuat marah. Tapi aku tahu dia tidak marah, di hati nya ada tersimpan rahasia yang membuatnya dia lemah .. tapi apa?
Hari berganti hari, dan setiap malam aku selalu latihan taekwondo sendiri. Dan hingga hari H nya pertandingan. Aku sangat tidak sabar !
Sampai sudah di tempat bertanding, pak Jason dan pelatih Taekwondo ku sudah ada disana.
"Morning pak Jason .. Moringin senpai Erick" sapaku kepada pak Jason dan Senpai Erick ( pelatih ku ).
"Nah ayo pemanasan Evelyn" perintah senpai Erick. Aku memasang baju Taekwondo dan mulai pemanasan di pandu senpai Erick. Selesai pemansan senpai Erick memberiku teknik teknik bertanding lalu hingga jam 9 pertandingan dimulai. Dan Yohooo !! selama 4x pertandingan aku menang !! hingga Final point aku dan lawan sangat tipis 3-4, itu artinya aku juara 2. Alhamdulilah, walaupun tidak juara satu setidaknya sudah berusaha.
Selesai sudah pertandingan puta -putri Taekwondo, giliran silat. Pak Jason tanpa berjalan mutar mutar sambil melihat jam.
"kenapa pak?"tanyaku kepada pak Jason.
"Ini loh Toni! Dia belum datang ! bisa bisa Didiscualifikasi!" seru pak Jason binggung.
Pertandingan silat dimulai, bahkan hingga selesai, Toni sama sekali tidak datang.
"Ah mengecewakan !" seru pak Jason kesal sambil melempar buku notenya. Lalu ia memungut kembali notenya di lantai. "Sudah yuk Evelyn kita pulang. Ngapain nunggu Toni, dia saja tidak muncul!"
Akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan nya di sekolah, aku di panggil pak James, bapak kepala sekolah.
"Selamat ya Evelyn" kata pak james saat aku memasuki ruang kepsek. Aku tersenyum kepada beliau, "terima kasih pak" jawabku sopan.
'Hm .. dikelas, ada Toni tidak?" tanya pak James.
"Ada pak tidak salah" jawab ku sambil kembali ke kelas, membawa Toni ke ruang kepsek.
"Nah Toni .. mengapa kamu tidak datang ke pertandingan silat kemarin?" tagih pak James berdiri teapk di depan Toni. Toni menunduk malu, "sebenarnya saya tidak pandai silat. saya hanya sombong sombong pamer pak .." jawab Toni lirih. Aku terkejut, jadi selama ini Toni tidak pandai Silat? Hanya pamer?
Tiba tiba dari ambang pintu muncul pak Jason, "Permisi .." ucapnya saat memasuki ruang kepsek. "ada apa ini pak?" tanya pak jason kepada pak James melihat Toni menunduk. malu.
"Dia hanya pamer silat, tetapi tidak pandai" jelas pak James ringkas. Pak Jason mengganguk, lalu merangkul Toni, "Toni, janganlah pamer.. apalagi kamu membohongi teman temanmu kan bahwa kamu anak silat? Gini aja deh .. kamu latihan sama saya aja, gimana?" tawar pak Jason.
Toni menangguk, "saya mau pak" jawabnya lirih.
Pak James tersenyum, "Good Job Jason" katanya sambil memberikan jempol kepada pak Jason. Pak Jason membalas tersenyum. Lalu Toni menatapku, "tolong ya jangan beri tahu yang lain" katanya. Aku mengganguk, "sip" .
Di ruangan kepsek. Kami saling tertawa bahagia, hati Toni menjadi lega, dan ia berubah menjadi
anak yang tidak pamer dan tidak berbohong. Dan aku .. Evelyn, menjalankan hal hal dengan santai .. tidak sombong dan pamer. Toni pun berjanji tidak akan berbohong lagi.
Itulah kehidupan sesungguhnya .. damai .. tentram .. selalu ..
=TamaT= by. Dierdre Arkanne Palescka
Dilarang copy tanpa izin penulis.
Aku, Evelyn, hanya menggeleng geleng kepala melihat kelakuan Toni, teman sekelasku. Aku anak Taekwondo, sudah tiga tahun aku berlatih Taekwondo, dan aku sama sekali tidak pamer seperti Toni. Lagian apa gunanya pamer?
Suatu hari saat istirahat, Toni mendekatiku "Hei Evelyn, kapan sih kamu latihan Taekwondo?" tanyanya.
"Aku? dua kali sehari saja" balasku ringan. "Memang kenapa?"
"Huu .. aku dong, lima kali seminggu!"sahut Toni sombong. "Tempatnya indor lagi" katanya lagi. Aku hanya menggeleng geleng, sombong benar kau Toni. Bela diri itu kan untuk membela diri jika ada apa apa, bukan untuk pamer !
"Iri ya?" cetus Toni membuyarkan lamunanku.
"Ngapain iri? apa yang musti diirikan?" balasku kesal, jangan keteralulan denganku Toni! Dasar sombong !
Toni tertawa penuh kemenangan, berjalan seakan akan dia adalah Super Man. Aku menggeleng geleng lagi melihat kelakuannya, yah biarkan saja lah ..
Tak lama setelah aku makan di kantin, bell sekolah berbunyi. Setelah istirahat ini kelasku ada jam olahraga, kami segera berbaris di lapangan di pandu pak Jason, guru olahraga yang sangat baik namun tegas.
"Anak-anak, saya ada pengumuman. Tolong pasang telinganya" seru pak Jason. Lalu dilanjuti, "Sekarang adalah hari Senin dan pada hari Kamis, akan ada perlombaan bela diri antar sekolah. Tolong yang berprofesi bela diri maju kedepan!" perintah pak Jason.
Aku dengan santai maju ke depan, di samping pak Toni.
"Evelyn, kamu akan didaftarkan Taekwondo, oke?" ujar pak Jason. Aku mengganguk mantap.Selesai menulis namaku di buku note nya, pak Jason memandang anak anak.
"Hanya Evelyn? Siapa lagi? katanya ada anak silat kan?" pak Jason menggingatkan.
Serentak mendengar kata 'anak silat' anak anak sekelas ku menunjuk Toni. Toni terdiam di tunjuk seluruh teman kelasnya.
"Oh Toni. Saya daftar kan ya? Kamu kan selalu pamer silat di depan teman temanmu. Jadi saya wajibkan kamu ikut ya!" kata pak Jason sambil menulis nama Toni di note nya.
Toni mendorong teman didepan barisannya dengan kasar, "Pak pak !! Saya tidak bisa ikut pak!!" teriak Toni tiba tiba. "Eng .. saya ada acara pak !!" lanjutnya dengan panik.
Anak anak sekelas, termasuk aku, menatap heran Toni.
'Tidak bisa Toni. Kamu sudah resmi terdaftar .. " kata pak Jason. "Dah ya anak-anak. Ayo kita latihan Volley! Yang perempuan di sana yang laki laki di situ ! ...."
Toni diam saja, wajahnya pucat tidak mendengarkan perintah pak Jason. Aku melihat Toni dan menghampirinya.
"Ton, kenapa ton? sakit?" tanyaku. Toni menggeleng lemah, wajahnya masih pucat.
"Hm .. kalau sakit kamu duduk saja dikelas!" lanjutku lalu berlari ke kelompok anak perempuan. Aku tidak tahu lagi keadaan Toni ..
Keesokaan harinya di kelas, kulihat Toni berjalan lunglai. Lemah dan tidak bertenaga, wajahnya masih sepucat kemarin.
"Toni, kamu kenapa sih? Bilang aja deh!"kataku geram. Wajarlah, aku docil di kelas, harus mengawasi anak yang sakit.
"Tidak apa apa Evelyn ! Dan jangan tanyai lagi !" seru Toni dengan wajah dibuat marah. Tapi aku tahu dia tidak marah, di hati nya ada tersimpan rahasia yang membuatnya dia lemah .. tapi apa?
Hari berganti hari, dan setiap malam aku selalu latihan taekwondo sendiri. Dan hingga hari H nya pertandingan. Aku sangat tidak sabar !
Sampai sudah di tempat bertanding, pak Jason dan pelatih Taekwondo ku sudah ada disana.
"Morning pak Jason .. Moringin senpai Erick" sapaku kepada pak Jason dan Senpai Erick ( pelatih ku ).
"Nah ayo pemanasan Evelyn" perintah senpai Erick. Aku memasang baju Taekwondo dan mulai pemanasan di pandu senpai Erick. Selesai pemansan senpai Erick memberiku teknik teknik bertanding lalu hingga jam 9 pertandingan dimulai. Dan Yohooo !! selama 4x pertandingan aku menang !! hingga Final point aku dan lawan sangat tipis 3-4, itu artinya aku juara 2. Alhamdulilah, walaupun tidak juara satu setidaknya sudah berusaha.
Selesai sudah pertandingan puta -putri Taekwondo, giliran silat. Pak Jason tanpa berjalan mutar mutar sambil melihat jam.
"kenapa pak?"tanyaku kepada pak Jason.
"Ini loh Toni! Dia belum datang ! bisa bisa Didiscualifikasi!" seru pak Jason binggung.
Pertandingan silat dimulai, bahkan hingga selesai, Toni sama sekali tidak datang.
"Ah mengecewakan !" seru pak Jason kesal sambil melempar buku notenya. Lalu ia memungut kembali notenya di lantai. "Sudah yuk Evelyn kita pulang. Ngapain nunggu Toni, dia saja tidak muncul!"
Akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan nya di sekolah, aku di panggil pak James, bapak kepala sekolah.
"Selamat ya Evelyn" kata pak james saat aku memasuki ruang kepsek. Aku tersenyum kepada beliau, "terima kasih pak" jawabku sopan.
'Hm .. dikelas, ada Toni tidak?" tanya pak James.
"Ada pak tidak salah" jawab ku sambil kembali ke kelas, membawa Toni ke ruang kepsek.
"Nah Toni .. mengapa kamu tidak datang ke pertandingan silat kemarin?" tagih pak James berdiri teapk di depan Toni. Toni menunduk malu, "sebenarnya saya tidak pandai silat. saya hanya sombong sombong pamer pak .." jawab Toni lirih. Aku terkejut, jadi selama ini Toni tidak pandai Silat? Hanya pamer?
Tiba tiba dari ambang pintu muncul pak Jason, "Permisi .." ucapnya saat memasuki ruang kepsek. "ada apa ini pak?" tanya pak jason kepada pak James melihat Toni menunduk. malu.
"Dia hanya pamer silat, tetapi tidak pandai" jelas pak James ringkas. Pak Jason mengganguk, lalu merangkul Toni, "Toni, janganlah pamer.. apalagi kamu membohongi teman temanmu kan bahwa kamu anak silat? Gini aja deh .. kamu latihan sama saya aja, gimana?" tawar pak Jason.
Toni menangguk, "saya mau pak" jawabnya lirih.
Pak James tersenyum, "Good Job Jason" katanya sambil memberikan jempol kepada pak Jason. Pak Jason membalas tersenyum. Lalu Toni menatapku, "tolong ya jangan beri tahu yang lain" katanya. Aku mengganguk, "sip" .
Di ruangan kepsek. Kami saling tertawa bahagia, hati Toni menjadi lega, dan ia berubah menjadi
anak yang tidak pamer dan tidak berbohong. Dan aku .. Evelyn, menjalankan hal hal dengan santai .. tidak sombong dan pamer. Toni pun berjanji tidak akan berbohong lagi.
Itulah kehidupan sesungguhnya .. damai .. tentram .. selalu ..
=TamaT= by. Dierdre Arkanne Palescka
Dilarang copy tanpa izin penulis.